22 Jul 2024

Evi Novita - Gulis (Guru Menulis)

Stasiun Garut

Satu dari deretan tempat komersial yang menjadi puncak perhatian Warga Garut adalah suatu tempat yang tepat berada di dekat Pasar Mandalagiri yang dikenal dengan nama Stasiun Garut.

Bangunan peninggalan salah satu negara di Benua Eropa yang pernah mendiami sekaligus menjajah negara Indonesia terlama yaitu Netherlands atau lebih dikenal dengan nama Belanda.

Salah satu daya tarik dari stasiun ini adalah selain bangunan yang unik juga bernilai sejarah yang tinggi dimana beberapa tokoh dunia pernah menginjakkan kakinya di tempat ini dengan tujuan yang sama yaitu untuk membuktikan rasa kepenasaran mereka akan keunikan dan keajaiban alam Kota Garut

Tahun 1891 Tsar Nicolai Alexandrovich dari Rusia beserta pasukan kebangsaannya dengan melakukan perjalanan dari Stasiun Bandung ke Stasiun Garut dan diterima dengan sukacita oleh Bupati Garut Raden Wiratadanudatar VII di pendopo.Para petinggi itu tentu saja berkeliling untuk menikmati keunikan Kota Garut yang terkenal dengan wisata air panasnya.

Dari beberapa sumber data yang pernah saya baca bahwa beberapa tokoh dunia dari Belahan Eropa juga benua Asia pernah bertandang ke Garut melalui jalur kereta api.

George Clemenceau dengan menggunakan lokomotif uap pernah melintasi stasiun Cibatu dan mengakhirinya di stasiun Garut , disusul oleh, Sang Bintang Film Bisu ,Charlie Chaplin,bintang film di abad 19 bahkan dua kali berada di stasiun ini pada tahun 1932 dan 1936,sedangkan dari Asia yaitu pesohor dari Thailand ,Raja Rama V yang di akhir kunjungannya memberikan pujian terhadap keindahan Kota Garut.

Stasiun yang semenjak tahun 1980 an, dipandang hanyalah bangunan tua yang bercatkan putih kusam dan bangunan penuh coretan,bangunan yang terbengkalai dan rusak karena tak ada yang memperhatikan apalagi merawatnya.Suatu hal yang sangat disayangkan oleh semua warga Garut pada saat itu,apalagi bak sampah besar yang berada di depan bangunan tak terurus ini menambah keadaan Stasiun Garut seperti sebuah tempat horor.

Dan pada akhirnya Pemerintahan era Jokowi berkenan melirik dan memusatkan pandangannya kepada stasiun ini dengan merenovasi seluruh bangunan dari stasiun ini dan mengaktifkan kembali jalur kereta api Garut -Bandung-Jakarta yang melintasi stasiun Cibatu dan Leles.Suatu rangkulan yang sangat besar untuk membuat Stasiun Garut kembali bersinar dan kelak akan menjadi cerita lanjutan dari sebuah kisah legenda dari tempat yang menakjubkan ini.


Pelataran yang luas dengan penambahan bangunan berarsitektur modern di samping bangunan aslinya menjadikan Stasiun Garut bukan lagi berupa bangunan tua dan lapuk.Lampu -lampu yang terang benderang di sepanjang jalan dan di dalam bangunan stasiun ini membuat para pengunjung dan warga yang melintas sepanjang jalan itu merasakan kenyamanan dan menambah kosa kata baru untuk tempat -tempat fenomenal di Jawa Barat.

Kota Garut selain memiliki stasiun bersejarah juga memiliki cerita dan julukan yang bersejarah pula.

"Surga yang Tersembunyi di Dunia Timur" adalah julukan yang diberikan oleh orang-orang yang berada di belahan dunia bagian barat untuk Kota Garut.dan julukan "Swiss Van Java" juga julukan untuk kota dodol ini karena keindahan Sungai Cimanuk dan Gunung Papandayannya yang hampir menyerupai Sungai Aare dan Pegunungan Alpen di Swiss.Dan kita sebagai warga kota Garut tentu saja menantikan julukan-julukan lain yang diberikan oleh orang -orang di bola dunia ini karena keunikan kota kecil ini dan salah satu akses untuk mendapatkan julukan itu adalah melalui perjalanan kereta api dari belahan dunia manapun dan berakhir di Stasiun Garut ini.

Ada terselip harapan dari saya sebagai warga Garut semoga Stasiun Garut tetap berkilau dan membuat pengulangan sejarahnya untuk dituangkan dalam tinta hitam pekat agar nama Garut tetap terpatri indah di peta dunia.




Stasiun Garut, Maret 2024

Perjalanan Garut-Bandung

Dimuat oleh : Herlina Agustina