17 Feb 2025

Evi Novita - Gulis (Guru Menulis)

RARABAN DAN DEEP LEARNING



Kipas angin yang berputar kencang tak membuat ruangan multimedia kami menjadi sejuk. Udara terasa panas,tak ada tanda awan akan memayungi atap sekolah.

In House Training yang kami ikuti di ruangan yang sedikit panas tadi bagaimanapun harus tetap berjalan apalagi pematerinya adalah seseorang penyandang gelar Doktor yang namanya sudah melanglang buana di dunia pendidikan.

Dr. Sandi Iriawan, seorang alumni SMPN 6 Garut ini memanglah seorang yang low profile, tak segan untuk menyapa dan menyalami semua peserta rapat dengan senyuman ramahnya.

Dari paparan yang sangat jelas dan menarik membuat waktu 3 jam serasa beberapa menit saja. Paparan tentang Deep Learning yang diselipkan di dalam kurikulum merdeka membuat semua peserta rapat terpesona.

8 dimensi yang tercantum di dalam pendekatan deep learning dikupas habis dengan berbagai contoh yang sangat jelas.

Sambil menikmati pencerahan dari Pak Dr.Sandi terlintas suatu kata yaitu RARABAN. Tak tahu mengapa istilah itu langsung muncul saja ketika murid hebat itu membahas tentang surface learning.

Sepertinya tehnik Raraban ini bisa mengasah kognitif siswa untuk menghapalkan perkalian angka di mapel Matematika, sehingga pembelajaran yang hanya di permukaan dan mengambang itu tersingkirkan.

Menurutku teknik jadul ini sangat bagus diterapkan kembali di kelas awal, khususnya bagi siswa yang masih berada di fase A. Seperti apa yang dikatakan oleh Dr Sandi di sebagian paparannya.

Alasan lain Raraban angka ini sudah terbukti ampuh untuk dijadikan dasar untuk mengembangkan materi pembagian dan yang lainnya.

Raraban juga sepertinya akan terpatri di ingatan siswa disebabkan dalam proses Raraban, anak aktif untuk mengucapkan sekaligus mendengarkan.

Jadi tidak ada salahnya,siswa masih melakukan Raraban di tingkat SMP karena daya ingat atau kognitif siswa akhir -akhir ini telah dicemari oleh yang namanya game.

"Zaman sekarang banyak sekali manusia yang tak mengenal dirinya sendiri bahkan tak tahu keberadaan dirinya dikarenakan terlalu sibuk memikirkan orang lain tanpa menyadari bahwa dirinya sudah tak ada di mata orang lain."

Kumpulan kata Sang Doktor yang berbelit tetapi sangat dalam maknanya, sepertinya sangat relevan dengan kehidupan kita yang serba digital tanpa bijak menggunakannya.

Raraban dan Doktor Sandi dengan Deep Learningnya masih menjadi PR bagi saya,sepertinya ilmu beliau baru secuil berada di otak sebelah kananku dan bagian lainnya masih kosong untuk menerima semua ilmunya. Semoga konteks Raraban yang belum suatu hari dapat tersampaikan.

#Deep Learning@Dr.Sandi Irawan#siswa sukses#

Dimuat oleh : Herlina Agustina